Sabtu, 02 November 2019

PEMBELAJARAN PUISI


A.   Hakikat Pembelajaran Puisi
1.      Pengertian Pembelajaran
Gagne dalam Dimyati mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari proses pembelajaran. Pada akhir dari sebuah proses pembelajaran, siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak hasil mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar (Dimyati, 2002 : 3).
Guru sebagai bagian utama dalam pembelajaran berlaku sebagai pendidik dan pengajar dapat :
a.       Merekayasa pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku.
b.      Menyusun desain intruksional untuk membelajarkan siswa.
c.       Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
d.      Bertindak mengajar di kelas dengan maksud membelajarkan siswa. Dalam tindakan tersebut, guru menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar.
Siswa sebagai pembelajar di sekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Ia mengalami perkembangan jiwa, sesuai asas emansipasi diri menuju keutuhan dan kemandirian. Siswa bertindak belajar, artinya mengalami proses dan meningkatkan kemampuan mentalnya.



2.      Pengertian Puisi
Karya sastra secara umum dapat dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisis berasal dari bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun, membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.(http://abdurrosyid.wordpress.com).
Luxemberg (dalam Sigit Mangun Wardoyo, 2013: 19) menyatakan bahwa puisi adalah ciptaan kreatif sebuah karya seni. Sementara itu, pendapat lain manyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya, Waluyo ( dalam Sigit Mangun Wardoyo, 2013: 19).
Adapun Pradopo (dalam Sigit Mangun Wardoyo, 2013: 19) menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam suasana yang berirama. Puisi juga didefinisikan sebagai sebentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional dan intelektual penyair yang ditimba dari pengalaman individual dan sosialnya, diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu sehingga mampu membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengar-pendengarnya (Sayuti, 2002:4). Puisi bagi seorang yang sedang berlatih puisi menurut Kurniawan dan Sutardi (2011:27) adalah apa yang ditulis dianggap sebagai puisi itu sendiri.
Puisi adalah karya tulis hasil perenungan seorang penyair atas suatu keadaan atau peristiwa yang diamati, dihayati, atau dialaminya. Cetusan ide yang berasal dari peristiwa atau keadaan itu dikemas oleh seorang penyair kedalam bahasa yang padat dan indah. Pembaca atau penikmatnya lalu merasakan sebagai sebuah karya tulis yang mengandung keindahan dan pesan. Puisi dapat dinikmati melalui membaca atau mendengarkan. (http://gozaimatsubayu.blogspot.com).

B.       Hakikat Menulis Puisi
1.      Pengertian Menulis
Menulis menurut KBBI, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis dapat diketahui banyak orang-orang melalui tulisan yang dituliskan (www.pengertianahli.com/2014/01/pengertian-menulis-dan-tujuan-menulis-html).
Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampaian.
2.      Pengertian Menulis Puisi
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa dalam   pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dilatihkan guru kepada siswa. Mampu berbahasa berarti mampu memilih kata secara tepat untuk menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam lambing bahasa serta kata. Hal ini merupakan modal utama seseorang ketika menulis. Sayangnya, menulis merupakan keterampilan yang paling sulit dipelajari siswa dan diajarkan guru sehingga tidak jarang ditemukan dalam pembelajaran menulis, guru lebih banyak memberikan teori menulis daripada praktik menulis (Alwasilah, 2001: 2).
3.      Tujuan Menulis Puisi
Menulis puisi selain memberikan kenikmatan seni, juga memperkaya kehidupan batin, menghaluskan budi, bahkan juga sering membangkitkan semangat hidup yang menyala, dan mempertinggi rasa ketuhnan dan keimanan (Pradopo, 2007: vi). Dengan bahasa yang simbolis, konotatif, dan padat, semua gagasan, inspirasi, pengetahuan serta hal lain dapat diungkapkan dengan singkat, padat, menarik, serta bermanfaat bagi pembaca.
Tujuan pembalajaran menulis puisi di sekolah agar siswa terampil menuangkan pengetahuan, gagasan, pendapat, pesan, saran, pengalaman, peristiwa, serta permasalahan lainnya yang disampaikan melalui puisi.
Kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai dan menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsure persajakan merupakan kompetensi dasar yang disampaikan di sekolah. Pengetahuan dan keterampilan bagaimana menciptakan puisi yang kaya aakan pilihan kata yang sesuai, persajakan, serta keindahan bahasa lainnya, harus mereka pahami sepenuhnya.


















METODE
A.       Pengertian Model Pembelajaran Outdoor Learning
  Outdoor Learning dikenal juga dengan berbagai istilah lain seperti outdoor activities, outdoor study, pembelajaran lapangan atau pembelajaran luar kelas.
  Menuru Komarudin (dalam Husamah, 2013: 19) menyatakan, outdoor  learning merupakan aktifitas luar sekolah yang berisi kegiatan diluar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat petualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.
  Menurut Hariyanti (dalam Husamah, 2013: 20) menyatakan, proses pembelajaran luar kelas adalah proses pembelajaran yang dapat membangun makna (input), kemudian prosesnya melalui struktur kognitif sehgingga terkesan lama dalam ingatan atau memori (terjadi rekonstruksi).
  Menurut Bartlet (dalam Husamah, 2013: 20) menyatakan, model pembelajaran pendidikan luar ruang adalah suatu pembelajaran yang dilakukan di luar ruang atau luar kelas.
   Menurut Husamah (2013: 20) menyatakan, pendidikan luar kelas diartikan sebagai pendidikan yasng berlangsung di luar kelas yang melibatkan pengalaman yang membutuhkan partisipasi siswa untuk mengikuti tantangan petualangan yang menjadi dasar dari aktivitas luar kelas seperti hiking, mendaki gunung, camping, dan lain-lain.
   Dalam Metode Partisipatori, siswa aktif, dinamis, dan berlaku sebagai subjek. Keaktifan siswa berupa melakukan kegiatan secara mandiri. Namun, bukan berarti guru harus pasif, tetapi guru juga aktif dalam memfasilitasi belajar siswa dengan suara, gambar, tulisan dinding, dan sebagainya. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh motivasi, pandai berperan sebagai mediator, dan kreatif (Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia, 2004: 41).
  Jadi, outdoor learning adalah suatu kegiatan di luar kelas yang menjadikan pembelajaran di luar kelas menarik dan menyenangkan, dapat dilakukan dimanapun dengan menekankan pada proses belajar berdasarkan fakta nyata, yang materi pembelajarannya secara langsung dialami melalui kegiatan pembelajaran secara langsung dengan harapan siswa dapat lebih membangun makna atau kesan dalam memori atau ingatannya.
B.       Manfaat Model Pembelajaran Outdoor Learning
Menurut Suyadi (dalam Husamah. 2013: 25), menyebutkan bahwa manfaat pembelajaran outdoor antara lain:
1)      Pikiran lebih jernih
2)      Pembelajaran akan terasa menyenangkan
3)      Pembelajaran lebih variatif
4)      Belajar lebih rekreatif
5)      Belajar lebih riil atau nyata
6)      Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas
7)      Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas
8)      Wahana belajar akan lebih luas
9)      Kerja otak lebih rileks
C.       Kelebihan Dan Kekurangan Metode Outdoor Learning
1.      Kelebihan Model Pembelajaran Outdoor Learning
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Husamah, 2013: 25)  menjelaskan, banyak kelebihan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar, antara lain:
              1). Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk  berjam-jam, sehingga motivasi belajar siawa akan lebih tinggi.
              2). Hakekat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
              3). Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya akurat.
              4). Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mangamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
              5). Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain.
             6). Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan membentuk sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
                        Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (dalam Husamah, 2013: 26), proses pembelajaran secara langsung dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, artinya pengalaman itu akan terhindar dari kesalahan persepsi dari pembelajaran materi  pelajaran tertentu.
                        Menurut Purwanti (dalam Husamah, 2013: 27), nilai plus dari outdoor learning adalah sebagai berikut:
1)      Dapat merangsang keinginan siswa untuk mengikuti materi pelajaran guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia.
2)      Dapat digunakan sebagai media alternatif guru dalam mengembangkan metode mengajar pelajaran bahasa Indonesia.
2.      Kekurangan Model Pembelajaran Outdoor Learning
Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Husamah, 2013: 31), beberapa kelemahan dan kekurangan sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran Outdoor Learning berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, antara lain:
1). Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar sehingga ada kesan main-main.
2). Ada kesan guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
3). Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.
            Banyak hal yang perlu dipikirkan oleh guru. Salah satunya adalah belajar di luar ruangan akan menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak orang yang dating untuk menyaksikan. Pusat perhatian siswa akan langsung tertuju kemana-mana karena posisi belajar mereka di tempat terbuka. Oleh karena itu, sebagai guru yang cerdas, diperlukan kiat-kiat tertentu untuk mengatasi kelemahan model pembelajaran Outdoor Learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRUKTUR PENGURUS OSIS SMA YA BAKII KESUGIHAN CILACAP

  SUSUNAN KEPENGURUSAN OSIS SMA YA BAKII 1 KESUGIHAN PERIODE 2023-2024     A.     Kepala Sekolah                                 ...