MENINGKATKAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TERHADAP BACAAN BAHASA INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE RESITASI ( RECITATION METHOD )
UNTUK DAPAT
MENYIMPULKAN HASIL BACAAN YANG DIBACA
PADA SISWA KELAS
X DI SMA YA BAKII KESUGIHAN
KABUPATEN
CILACAP
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan manusia secara holistik yang memungkinkan
potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara
optimal. Untuk itu, kegiatan pembelajaran
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa,
siswa dengan guru, lingkungan dan sumber
belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada siswa. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang
perlu dikuasai siswa.
Dalam dunia pendidikan, pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah dalam
pengajaran tradisional asas aktivitas juga
dilaksanakan namun aktivitas tersebut bersifat
semu (aktivitas semu). Pengajaran modern
tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut namun lebih
menitikberatkan pada asas aktivitas sejati.
Kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia juga
harus selalu ditingkatkan efektif dan
efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan
pendidikan di sekolah, dalam usaha
meningkatkan mutu dan frekuensi isi
pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa
untuk melaksanakan kegiatan belajar
mengajar tersebut. Untuk mengatasi kegiatan
tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran.
Apabila seorang guru hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada
untuk tiap mata pelajaran, hal ini tidak akan
mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang diharuskan
seperti yang tercantum dalam kurikulum.
Dengan demikian perlu diberikan tugas-tugas
sebagai selingan untuk variasi metode
penyajian. Tugas semacam itu dapat
dikerjakan di luar jam pelajaran,
baik di rumah maupun sebelum pulang,
sehingga dapat dikerjakan secara bersama-sama dengan teman sekelas.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan
di kelas penting sekali peningkatan pemahaman terhadap sebuah materi yang
disampaikan, terutama pada pemahaman bacaan bahasa Indonesia, yang kemudian
pada titik akhir siswa dapat memberikan sebuah pemahaman bahkan simpulan
terhadap bacaan bahasa Indonesia yang telah dibacanya, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas sebagai variasi proses pembelajaran yang di lakukan.
Maka dari itu perlulah sebuah cara atau metode bahkan model pembelajaran yang
menarik dan memiliki kesan pada diri siswa untuk bisa meningkatkan kwalitas
pada dirinya, disinilah tugas guru untuk bisa memilih metode, bahkan model
pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Metode resitasi sebagai salah satu alternatif
metode pembelajaran untuk bisa meningkatkan pemahaman bacaan Bahasa
Indonesia melalui membaca pada anak ( siswa ) untuk bisa menyimpulkan
sebuah bacaan yang dibaca dengan memperhatikan kesiapan siswa yaitu
melalui pemberian tugas. Selain itu siswa juga dapat lebih aktif
dalam pembelajaran yaitu melalui diskusi
atau tanya jawab sebagai wujud pertanggungjawaban tugas
yang telah dikerjakan sebelumnya.
Makalah ini akan membahas tentang meningkatkan membaca pemahaman anak terhadap bacaan Bahasa Indonesia dengan
menggunakan metode resitasi ( recitation method ) dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan pada siswa siswi Kelas X di
SMA Ya BAKII Kesugihan Kabupaten Cilacap.
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian Metode Resitasi
Kegiatan belajar mengajar harus selalu ditingkatkan, agar proses itu dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Mengingat terbatasnya waktu yang
tersedia dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga tidak sebanding
dengan banyaknya materi yang akan disampaikan sesuai dengan pesan kurikulum.
Kaitannya dengan hal tersebut, seorang tenaga pengajar harus berusaha untuk
mencari agar apa yang telah dimuat dalam kurikulum dapat tercapai, terutama
dalam memberikan pemahaman yang lebih baik, terarah dan berkesinambungan
terhadap suatu konsep.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, resitasi adalah hafalan yang diucapkan oleh
murid-murid di dalam kelas] Resitasi merupakan metode pembelajaran
berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan
guru.
Soekartawi mendefinisikan bahwa :Metode resitasi adalah suatu cara yang
menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk
dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas. Juga metode resitasi sering disebut dengan metode pemberian tugas yakni
metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.
Abu
Ahmadi, dkk., menyebutkan bahwa metode pemberian tugas belajar resitasi sering
disebut metode pekerjaan rumah yaitu metode di mana siswa diberi tugas di luar
jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak dapat mengerjakan tugasnya
tidak hanya di rumah, tetapi bisa dikerjakan di perpustakaan, laboratorium,
kebun percobaan, dan sebagainya untuk dipertanggungjawabkan kepada guru. Teknik
pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan siswa
mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi
masalah-masalah baru. Selain itu metode ini dapat mengaktifkan siswa untuk
mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal
sendiri, mencoba sendiri dan agar siswa lebih rajin belajar.
Syaiful
Sagala mendefinisikan metode resitasi sebagai suatu cara penyajian bahan
pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan
kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.
Pendapat
yang sama dikemukakan oleh Ismail, bahwa metode resitasi adalah suatu cara
dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Tugas
yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah,
laboratorium, perpustakaan, bengkel,
rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas yang dapat
diberikan kepada siswa ada berbagai jenis. Karena itu, tugas sangat banyak
macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti tugas meneliti,
tugas menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik),
tugas di laboratorium, dan lain-lain.
Dari
uraian beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pemberian
tugas atau resitasi yang dimaksud penulis adalah suatu metode pengajaran dengan
pemberian tugas kepada siswa dalam rentang waktu tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar dan hasilnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang
bersangkutan. Terdapat tiga fase dalam metode resitasi yaitu fase guru
memberikan tugas, siswa melaksanakan tugas, dan siswa mempertanggungjawabkan
tugas. Khususnya dalam pemberian tugas membaca bacaan Bahasa Indonesia untuk
menyimpulkan hasil bacaan yang telah dibacannya.
B. Tujuan
Metode Resitasi
Tugas
merupakan refleksi kehidupan. Setiap orang dalam hidupnya sehari-hari tak
terlepas dari tugas-tugas yang seyogianya dikembangkan dalam kehidupan di
sekolah sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang penuh dengan berbagai tugas
kelak. Sudah barang tentu tugas yang diberikan adalah yang berhubungan dengan
topik yang sedang dan atau dipelajari.
Agar
pemberian tugas memberikan efek yang baik, maka guru dalam memberikan tugas
perlu memperhatikan, mengarahkan dan membimbing siswa sehingga maksud dan
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tugas
yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek
bahan yang telah dipelajari. Tugas akan merangsang siswa untuk aktif belajar
baik secara individu maupun kelompok. Adapun tujuan metode resitasi umumnya
digunakan untuk:
1. Agar pengetahuan yang telah diterima
siswa lebih mantap.
2. Untuk mengaktifkan siswa mempelajari
sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri,
mencoba sendiri.
3. Agar siswa lebih rajin.
Di samping
itu, penggunaan metode pemberian tugas atau resitasi bertujuan agar siswa
memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan pelatihan
selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu
dapat lebih terintegrasi. Selain itu siswa dapat memperoleh pengetahuan dari
pelaksanaan tugas yang dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta
keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu.
Dengan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merasa terangsang dan berani
bertanggung jawab.
C.
Implementasi
Metode ( yang dikembangkan) dalam
Pembelajaran (prosedur pembelajaran)
1.
Langkah-Langkah Penggunaan Metode
Resitasi
Menurut Mulyasa bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung
secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tugas harus direncanakan secara
jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
b. Tugas yang dberikan harus dapat
dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya,
berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan
lain-lain.
c. Apabila tugas tersebut berupa
tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat
secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas
tersebut diselesaikan di luar kelas.
d. Perlu diupayakan guru mengontrol
proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas
diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas
melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang
harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk
memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
e. Berikanlah penilaian secara
proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang
diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan
pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya
diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan
menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan
bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
Munzier, dkk juga menjelaskan penggunaan metode pemberian
tugas atau resitasi hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru dalam memberikan tugas kepada
pelajar hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang
jelas dan tepat sehingga pelajar mengerti apa yang ditugaskan kepadanya.
b. Pada waktu pelajar melaksanakan
tugasnya, guru hendaknya memberi bimbingan dan pengawasan, mendorong agar
pelajar mau mengerjakan tugasnya, mengusahakan agar tugas itu dikerjakan oleh
pelajar sendiri, serta meminta kepada pelajar untuk mencatat hasil-hasil secara
sistematis.
c. Guru meminta laporan tugas dari
pelajar, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, mengadakan tanya jawab
atau menyelenggarakan diskusi kelas, menilai hasil pekerjaan pelajar, baik
dengan tes maupun non tes atau pun cara lainya.
Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain secara rinci membagi langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pembelajaran
tugas antara lain :
1. Fase
Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
a) Tujuan yang
akan dicapai
b) Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
c) Sesuai
dengan kemampuan siswa
d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas
dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
2. Langkah
Pelaksanaan Tugas
a) Diberikan bimbingan atau
pengawasan oleh guru
b) Diberikan dorongan sehingga anak
mau bekerja
c) Diusahakan atau dikerjakan oleh
siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
d) Dianjurkan agar siswa mencatat
hasil-hasil yang dia peroleh dengan baik dan sistematik
Dalam fase ini anak didik belajar
(melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.
3. Fase
Mempertanggungjawabkan Tugas
a) Laporan siswa baik lisan atau
tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
b) Ada tanya
jawab diskusi kelas
c) Penilaian
hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya
Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan
hasil belajarnya baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis. Sehingga bisa
meningkatkan pemahaman membaca bacaan Bahasa Indonesia dan sekaligus
menyimpulkan bacaan yang telah di bacanya.
D.
CARA MENGEVALUASI PEMBELAJARAN DENGAN
METODE (YANGDI KEMBANGKAN)
Pembelajaran
pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu
peserta didik dalam belajar agama Islam.[1][20] Dalam proses belajar mengajar penggunaan satu metode mengajar untuk
segala macam tujuan belajar tentunya tidak efektif . Berbeda tujuan, berbeda
cara mencapainya. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat menggunakan
berbagai macam metode, antara lain metode resitasi atau metode pemberian tugas.
Metode
pemberian tugas adalah metode interaksi edukatif dimana murid diberi tugas
khusus (sesuai dengan bahan pelajaran) diluar jam-jam pelajaran. Dalam
pelaksanaannya murid-murid dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya dirumah,
tetapi dapat dikerjakan diperpus, laboratorium, dan lainnya kemudian
dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dalam
pendidikan agama Islam, metode ini sangat bagus digunakan terutama dalam hal-hal yang bersifat praktis misalnya, setelah
selesai pelajaran berwudhu (di sekolah) murid-murid ditugaskan untuk melihat,
memperhatikan dan menirukan orangtuannya atau orang-orang lain dirumah atau
masjid yang sedang berwudhu, kemudian melaporkannya kepada guru di sekolah pada
jam pelajaran berikutnya. Atau contoh lain, menjelang hari raya ‘idul Fitri
guru menerangkan tentang masalah zakat fitrah, kemudian murid ditugaskan untuk
membentuk amil zakat yang melaksanakan tugas mengumpulkan zakat fitrah dan
membagikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Sesuai pelaksanaan
tugas ini mereka harus membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya
kepada guru
2. METODE
(YANG DIKEMBANGKAN)
3. IMPLEMENTASI
METODE ( YANG DIKEMBANGKAN) DALAM PEMBELAJARAN (PROSEDUR PEMBELAJARAN)
4. CARA
MENGEVALUASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE (YANG DIKEMBANGKAN)
5. PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar