Sabtu, 02 November 2019

MENINGKATKAN MEMBACA PEMAHAMAN


MENINGKATKAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TERHADAP BACAAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE RESITASI ( RECITATION METHOD )
UNTUK DAPAT MENYIMPULKAN HASIL BACAAN YANG DIBACA
PADA SISWA KELAS X DI SMA YA BAKII KESUGIHAN
KABUPATEN CILACAP


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan manusia secara  holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang  secara  optimal.  Untuk  itu,  kegiatan  pembelajaran  dirancang  untuk  memberikan  pengalaman belajar yang  melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar  siswa,  siswa  dengan  guru,  lingkungan  dan  sumber  belajar  lainnya  dalam  rangka  pencapaian  kompetensi  dasar.  Pengalaman  belajar  yang  dimaksud  dapat  terwujud  melalui  penggunaan  pendekatan  pembelajaran  yang  bervariasi  dan  berpusat  pada  siswa. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai siswa.

Dalam  dunia  pendidikan,  pengajaran  yang  efektif  adalah  pengajaran  yang  menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Kalaulah  dalam  pengajaran  tradisional  asas  aktivitas  juga  dilaksanakan  namun  aktivitas  tersebut  bersifat  semu  (aktivitas  semu).  Pengajaran  modern  tidak  menolak  seluruhnya pendapat tersebut namun lebih menitikberatkan pada asas aktivitas sejati.
Kegiatan  belajar mengajar  Bahasa Indonesia  juga  harus  selalu  ditingkatkan  efektif  dan  efisiensinya.  Dengan  banyaknya  kegiatan  pendidikan  di  sekolah,  dalam  usaha  meningkatkan  mutu  dan  frekuensi  isi  pelajaran,  maka  sangat  menyita  waktu  siswa  untuk  melaksanakan  kegiatan  belajar  mengajar  tersebut.  Untuk  mengatasi  kegiatan   tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Apabila seorang  guru hanya menggunakan seluruh jam pelajaran yang ada untuk tiap mata pelajaran,  hal  ini  tidak  akan  mencukupi  tuntutan  luasnya  pelajaran  yang  diharuskan  seperti  yang  tercantum  dalam  kurikulum.  Dengan  demikian  perlu  diberikan  tugas-tugas  sebagai  selingan  untuk  variasi  metode  penyajian.  Tugas  semacam  itu  dapat  dikerjakan  di  luar  jam  pelajaran,  baik  di  rumah  maupun  sebelum  pulang,  sehingga  dapat dikerjakan secara bersama-sama dengan teman sekelas.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan di kelas penting sekali peningkatan pemahaman terhadap sebuah materi yang disampaikan, terutama pada pemahaman bacaan bahasa Indonesia, yang kemudian pada titik akhir siswa dapat memberikan sebuah pemahaman bahkan simpulan terhadap bacaan bahasa Indonesia yang telah dibacanya, baik di dalam kelas maupun di luar kelas sebagai variasi proses pembelajaran yang di lakukan.
Maka dari itu perlulah sebuah cara atau metode bahkan model pembelajaran yang menarik dan memiliki kesan pada diri siswa untuk bisa meningkatkan kwalitas pada dirinya, disinilah tugas guru untuk bisa memilih metode, bahkan model pembelajaran yang menarik bagi siswa.
Metode  resitasi  sebagai  salah  satu alternatif  metode  pembelajaran untuk bisa meningkatkan pemahaman bacaan Bahasa Indonesia  melalui membaca pada anak ( siswa ) untuk bisa menyimpulkan sebuah bacaan yang dibaca dengan memperhatikan  kesiapan siswa yaitu melalui pemberian tugas. Selain itu siswa juga dapat lebih aktif  dalam  pembelajaran  yaitu  melalui  diskusi  atau  tanya  jawab  sebagai  wujud pertanggungjawaban tugas yang telah dikerjakan sebelumnya.
Makalah ini akan membahas tentang meningkatkan membaca pemahaman anak terhadap bacaan Bahasa Indonesia dengan menggunakan  metode resitasi ( recitation method ) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan pada siswa siswi Kelas X di SMA Ya BAKII Kesugihan Kabupaten Cilacap.

BAB II
KAJIAN TEORI
A.  Pengertian Metode Resitasi
Kegiatan belajar mengajar harus selalu ditingkatkan, agar proses itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Mengingat terbatasnya waktu yang tersedia dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga tidak sebanding dengan banyaknya materi yang akan disampaikan sesuai dengan pesan kurikulum. Kaitannya dengan hal tersebut, seorang tenaga pengajar harus berusaha untuk mencari agar apa yang telah dimuat dalam kurikulum dapat tercapai, terutama dalam memberikan pemahaman yang lebih baik, terarah dan berkesinambungan terhadap suatu konsep.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resitasi adalah hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas] Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
Soekartawi mendefinisikan bahwa :Metode resitasi adalah suatu cara yang menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas. Juga metode resitasi sering disebut dengan metode pemberian tugas yakni metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran.
Abu Ahmadi, dkk., menyebutkan bahwa metode pemberian tugas belajar resitasi sering disebut metode pekerjaan rumah yaitu metode di mana siswa diberi tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah, tetapi bisa dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, kebun percobaan, dan sebagainya untuk dipertanggungjawabkan kepada guru. Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Hal ini terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda ketika menghadapi masalah-masalah baru. Selain itu metode ini dapat mengaktifkan siswa untuk mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri dan agar siswa lebih rajin belajar.
Syaiful Sagala mendefinisikan metode resitasi sebagai suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Ismail, bahwa metode resitasi adalah suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, laboratorium,  perpustakaan, bengkel, rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Tugas yang dapat diberikan kepada siswa ada berbagai jenis. Karena itu, tugas sangat banyak macamnya, bergantung pada tujuan yang akan dicapai; seperti tugas meneliti, tugas menyusun laporan (lisan/tulisan), tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di laboratorium, dan lain-lain.
Dari uraian beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas atau resitasi yang dimaksud penulis adalah suatu metode pengajaran dengan pemberian tugas kepada siswa dalam rentang waktu tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan hasilnya dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan. Terdapat tiga fase dalam metode resitasi yaitu fase guru memberikan tugas, siswa melaksanakan tugas, dan siswa mempertanggungjawabkan tugas. Khususnya dalam pemberian tugas membaca bacaan Bahasa Indonesia untuk menyimpulkan hasil bacaan yang telah dibacannya.

B.     Tujuan Metode Resitasi
Tugas merupakan refleksi kehidupan. Setiap orang dalam hidupnya sehari-hari tak terlepas dari tugas-tugas yang seyogianya dikembangkan dalam kehidupan di sekolah sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang penuh dengan berbagai tugas kelak. Sudah barang tentu tugas yang diberikan adalah yang berhubungan dengan topik yang sedang dan atau dipelajari.
Agar pemberian tugas memberikan efek yang baik, maka guru dalam memberikan tugas perlu memperhatikan, mengarahkan dan membimbing siswa sehingga maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam bahan pelajaran dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari. Tugas akan merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Adapun tujuan metode resitasi umumnya digunakan untuk:
1.      Agar pengetahuan yang telah diterima siswa lebih mantap.
2.      Untuk mengaktifkan siswa mempelajari sendiri suatu masalah dengan membaca sendiri, mengerjakan soal-soal sendiri, mencoba sendiri.
3.      Agar siswa lebih rajin.
Di samping itu, penggunaan metode pemberian tugas atau resitasi bertujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan pelatihan selama melaksanakan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Selain itu siswa dapat memperoleh pengetahuan dari pelaksanaan tugas yang dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu. Dengan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merasa terangsang dan berani bertanggung jawab.
C.   Implementasi Metode ( yang dikembangkan) dalam Pembelajaran (prosedur pembelajaran)
1.      Langkah-Langkah Penggunaan Metode Resitasi
Menurut Mulyasa bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
b.      Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
c.       Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
d.      Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
e.       Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
Munzier, dkk juga menjelaskan penggunaan metode pemberian tugas atau resitasi hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Guru dalam memberikan tugas kepada pelajar hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga pelajar mengerti apa yang ditugaskan kepadanya.
b.      Pada waktu pelajar melaksanakan tugasnya, guru hendaknya memberi bimbingan dan pengawasan, mendorong agar pelajar mau mengerjakan tugasnya, mengusahakan agar tugas itu dikerjakan oleh pelajar sendiri, serta meminta kepada pelajar untuk mencatat hasil-hasil secara sistematis.
c.       Guru meminta laporan tugas dari pelajar, baik secara lisan maupun dalam bentuk tulisan, mengadakan tanya jawab atau menyelenggarakan diskusi kelas, menilai hasil pekerjaan pelajar, baik dengan tes maupun non tes atau pun cara lainya.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain secara rinci membagi langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode pembelajaran tugas antara lain :
1.      Fase Pemberian Tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan :
a)      Tujuan yang akan dicapai
b)      Jenis tugas jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
c)      Sesuai dengan kemampuan siswa
d)      Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
e)      Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dalam fase ini tugas yang diberikan kepada setiap anak didik harus jelas dan petunjuk-petunjuk yang diberikan harus terarah.
2.      Langkah Pelaksanaan Tugas
a)      Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b)      Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c)      Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
d)      Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang dia peroleh dengan baik dan sistematik
Dalam fase ini anak didik belajar (melaksanakan tugas) sesuai tujuan dan petunjuk-petunjuk guru.
3.      Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
a)      Laporan siswa baik lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
b)      Ada tanya jawab diskusi kelas
c)      Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya
Dalam fase ini anak didik mempertanggungjawabkan hasil belajarnya baik berbentuk laporan lisan maupun tertulis. Sehingga bisa meningkatkan pemahaman membaca bacaan Bahasa Indonesia dan sekaligus menyimpulkan bacaan yang telah di bacanya.
D.      CARA MENGEVALUASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE (YANGDI KEMBANGKAN)

Pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu peserta didik dalam belajar agama Islam.[1][20] Dalam proses belajar mengajar penggunaan satu metode mengajar untuk segala macam tujuan belajar tentunya tidak efektif . Berbeda tujuan, berbeda cara mencapainya. Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dapat menggunakan berbagai macam metode, antara lain metode resitasi atau metode pemberian tugas.
Metode pemberian tugas adalah metode interaksi edukatif dimana murid diberi tugas khusus (sesuai dengan bahan pelajaran) diluar jam-jam pelajaran. Dalam pelaksanaannya murid-murid dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya dirumah, tetapi dapat dikerjakan diperpus, laboratorium, dan lainnya kemudian dipertanggungjawabkan kepada guru.
Dalam pendidikan agama Islam, metode  ini sangat bagus digunakan terutama dalam hal-hal yang bersifat praktis misalnya, setelah selesai pelajaran berwudhu (di sekolah) murid-murid ditugaskan untuk melihat, memperhatikan dan menirukan orangtuannya atau orang-orang lain dirumah atau masjid yang sedang berwudhu, kemudian melaporkannya kepada guru di sekolah pada jam pelajaran berikutnya. Atau contoh lain, menjelang hari raya ‘idul Fitri guru menerangkan tentang masalah zakat fitrah, kemudian murid ditugaskan untuk membentuk amil zakat yang melaksanakan tugas mengumpulkan zakat fitrah dan membagikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Sesuai pelaksanaan tugas ini mereka harus membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya kepada guru

2.       METODE (YANG DIKEMBANGKAN)
3.       IMPLEMENTASI METODE ( YANG DIKEMBANGKAN) DALAM PEMBELAJARAN (PROSEDUR PEMBELAJARAN)
4.       CARA MENGEVALUASI PEMBELAJARAN DENGAN METODE (YANG DIKEMBANGKAN)
5.       PENUTUP
  1. DAFTAR PUSTAKA




[1][20] Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STRUKTUR PENGURUS OSIS SMA YA BAKII KESUGIHAN CILACAP

  SUSUNAN KEPENGURUSAN OSIS SMA YA BAKII 1 KESUGIHAN PERIODE 2023-2024     A.     Kepala Sekolah                                 ...